Intelektualitas.com – Mmahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Fajar Ar Mansyur mengharumkan Nusa Tenggara Timur (NTT) di kancah nasional. Ia terpilih sebagai salah satu pemimpin muda Iklim 4, sebuah program kolaborasi antara komunitas nasional, Teens Go Green, dan Plan Indonesia. Prestasi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk aktif berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim.
Perjalanan Fajar menuju prestasi ini tidak mudah.Tergerak oleh keprihatinan terhadap permasalahan sampah dan emisi gas rumah kaca, ia termotivasi untuk membuktikan bahwa sampah bukan sekadar barang kotor, melainkan memiliki nilai guna dan ekonomis. Ia bahkan mencontohkan bagaimana pengelolaan sampah dapat membantu membiayai pengobatan, seperti iuran BPJS pasien cuci darah.
Program yang dijalankan Fajar dimulai Oktober 2024 dan berlanjut hingga Desember 2024. Ia fokus pada aksi pengolahan sampah di lingkungan UMK, bertujuan membangun kesadaran mahasiswa dan civitas akademika untuk mengelola sampah secara berkelanjutan dan menerapkan ekonomi sirkular. Selain di kampus, Fajar juga melakukan aksi serupa di SMP Muhammadiyah Kupang untuk menanamkan literasi pengelolaan sampah sejak dini.
“Kami fokus mengembangkan bank sampah digital donasi sampah.mu.id sebagai wujud nyata pengelolaan sampah berkelanjutan dengan menerapkan ekonomi sirkular,” ungkap Fajar ketika diwawancarai media intelektualitas.com (22/1/2025)
Kepedulian Fajar terhadap krisis iklim yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang buruk mendorongnya untuk menjadi garda terdepan dalam aksi ini. Ia aktif melakukan kampanye dan diskusi untuk meningkatkan kesadaran, khususnya di kalangan generasi muda.
“Sampah yang terkumpul memiliki nilai ekonomis. Bank sampah ini berlokasi di Rumah Baca Multikultural di depan Pengadilan Agama Kayu Putih.” Ujar Fajar
Fajar mengatakan bahwa relasi adalah kekuasaan. Jagalah relasi kita dengan alam, maka alam akan menjaga kita. Hal-hal kecil yang kita lakukan akan kembali kepada kita, maka jagalah relasi itu sebaik mungkin.
Jurnalis: Henny Natasari Boimau
Fotografer: Estorina Kitu Penu
Redaktur: Fajar Ar Mansyur