Intelektualitas .com- Maya (19) mahasiswi aktif semester 3 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Kupang tampak antusias menggapai cita – cita ditengah keterbatasan fisik yang yang dimiliki.
Ketika diwawancarai awak media Intelektualitas.com (Senin 20/ 01/2025), Maya menyampaikan pengalaman mengikuti perkuliahan di kampus multikultural dan mengaku merasa dihargai oleh teman seangkatan dan juga para dosen.
“Pengalaman Saya, Alhamdulilah merasa dihargai dan nyaman dengan lingkungan kampus yang bisa dibilang sangat multikultural yang dimana banyak sekali teman- teman non islam yah bisa dibilang seperti kristen dan khatolik walaupun kita berbeda dalam hal keyakinan terutama fisik. Saya merasa dikelilingi oleh orang – orang baik”
Selain itu, Maya juga menyampaikan rasa syukurnya melalui tim media terkait para dosen Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) yang mau menerimanya serta banyak memberikan motivasi. Hal yang menjadi tantangan utama bagi Maya mengikuti perkuliahan yaitu terkait dengan keterbatasan fisik sehingga memungkin rasa lelah saat menaiki gedung perkuliahan yang memiliki banyak lantai.
“Yang menjadi tantangan terbesar mungkin fasilitas kampus yang gedung- gedungnya tinggi, sehingga mohon maaf kadang Saya cape tapi sudah memilih kuliah jadi bagaimanapun pasti dihadapi. Tapi yang menjadi tantangan utama adalah keterbatasan fisik Saya” Jelas Maya
Meski demikian, hal itu tidak menjadi mengurangi semangat Maya untuk mengikuti aktivitas perkuliahan seperti mahasiswa lainnya.
Diketahui bahwa selain mengikuti kegiatan akademik dikelas, Maya juga aktif mengikuti beberapa kegiatan organisasi diluar kampus dan dalam kampus seperti organda (organisasi daerah) IKWAN, BEM, juga UKM kampus yaitu sebagai relawan sampah mu. Id, dan multiculural enggliss Club (MEC).
Selama mengikuti perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Kupang, pihak kampus turut menunjukkan dukungannya dengan memberikan beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) sebagai penunjang memperlancar proses perkuliahan.
Diketahui bahwa sumber inspirasi Maya adalah kedua orang tuanya yang juga turut mendukung keputusan Maya untuk menggapai cita – cita menjadi seorang sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia nantinya. Selain itu, hal yang membuat Maya tidak pantang menyerah walaupun memiliki keterbatasan fisik yaitu ingin mengangkat derajat orang tua
“Yang menjadi sumber inspirasi Saya untuk terus berjuang adalah orang tua karena orang tua tamat SD saja dan Saya ingin mengangkat derajat mereka ” tambahnya kepada tim media Intelektualitas .com
Kemudian maya juga menambahkan harapan kedepannya kepada pihak kampus untuk mahasiswa berkebutuhan khusus
“Mungkin bisa disediakan lift atau eskalator untuk mahasiswa tapi semua itu kembali kepada kebajikan kampus jika di adakan saya sangat bersyukur atau tidak pun tidak apa-apa karena sudah memiliki kuliah tantangan apa pun harus di hadapi” Tambahnya
Tidak hanya sampai disitu saja, Maya juga menyampaikan pesan kepada para mahasiswa / i dan juga orang – orang diluar sana agar terus semangat dan pantang menyerah.
Jurnalis : Debriani E Ninef
Fotografer : Josefina Jejoinya Kofi
Redaktur : Abid & Norci Bell