Intelektual.Com/// Derap Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk terus memberdayakan masyarakat di Desa Tliu Kecamatan Amanuban Timur Kabupaten Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur tak pernah kendur.
Terbaru, 21 Febuari 2024 peresmian pengembangan fasilitas sarana prasarana, instalasi pipanisasi, dan pembangunan bak utama penampung air, serta dikukuhkannya Pengurus Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat (PASIMAS) bernama FETO MONE. Kata Feto Mone diambil dari bahasa daerah NTT yang berarti “saudara laki-laki dan perempuan”.
Pengukuhan pengurus Feto Mone dilakukan secara langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTT Mukhsin Masri,S.Ag, MH. Sedang peresmian pengembangan sarana prasarana fasilitas, pipanisasi, dan penampungan bak air utama dilakukan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti,M.Pd.
Dalam amanatnya Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menyatakan rasa bahagia dan sangat terkesan dengan acara ini, apalagi setelah melalui perjalanan panjang, menantang dan sedikit mendebarkan, tapi mengasyikkan. Selanjutnya Abdul Mu’ti mengajak masyarakat Desa Tliu untuk bersyukur dengan dikembangkannya sumber air bersih ini. Lebih lanjut dikatakan, dengan ketersediaan air yang sekarang lebih mudah harus lebih meningkatkan kebersamaan, dan kekompakan masyarakat. Bahkan, dengan adanya air ini bisa dikembangkan untuk kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat baik bidang pertanian maupun perikanan ataupun bidang lainnya. Jangan sampai menimbulkan konflik. Abdul Mu”ti kemudian mengingatkan karena biasanya sumber konflik itu bermula dari persoalan air, energi, lahan atau padang rumput.
Untuk itu perlu pendampingan terus menerus. Abdul Mu’ti juga mengapresiasi dikukuhkannya Pengurus PASIMAS FETO MONE, karena menurutnya di zaman nabi salah satu pekerjaan terhormat adalah pengelola air zamzam. Belajar dari sejarah Islam tersebut berharap juga kepada Pengurus FETO MONE ini untuk dapat melakukan tugasnya mengelola air dengan baik untuk melayani masyarakat.
Ditegaskan juga oleh Abdul Mu’ti ada hal lain yang menarik adalah bahwa pengurus PASIMAS FETO MONE terdiri lintas agama, ada Islam, Kristen, dan Katholik. Dengan adanya PASIMAS FETO MONE menjadikan Desa Tliu NTT semakin kokoh sebagai model masyarakat inklusi yang berkemajuan.
Abdul Mu’ti juga mengapresiasi peran MPM yang tak kenal lelah melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya, Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Si menyampaikan ada dua fokus program yaitu pertama, pengembangan sarana prasarana instalasi berupa pipanisasi, fasilitas bak penampungan utama, dan kedua, penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat pengelola air bersih berbasis masyarakat melalui pelatihan tata kelola air, dan pembentukan pengurus pengelola air bersih berbasis masyarakat.
Untuk program kali ini MPM PP Muhammadiyah berkolaborasi dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Dengan kerjasama ini mampu memperluas jangkauan daerah masyarakat penerima manfaat air bersih, juga semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati air bersih yang sudah lama diimpikan. Dari catatan yang ada penerima manfaat air bersih ini 141 kepala keluarga yang bila dihitung jiwa dapat mencapai 500-600 orang.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Amanuban Timur Abdul Qodir Lenamah mewakili masyarakat menyampaikan terima kasih kepada MPM yang terus memperhatikan dan memberdayakan masyarakat Desa Tliu. Kini masyarakat sudah terpenuhi kebutuhan air baik untuk mandi, memasak, dan keperluan ibadah lainnya, tanpa harus mengambil lagi air dari sungai yang jaraknya cukup jauh. Sekarang “Air su dekat” air sudah dekat, kata Abdul Qodir.
Penulis.