Kupang – Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) gelar Musyawara Komisariat (MUSYKOM), jumad 28/01/2022.
MUSYKOM berlangsung di gedung C Lantai 3 dengan mengangkat tema “Revitalisasi Kepemimpinan Komisariat FKIP yang Militansi, Progresif, Serta Mengembangkan Nilai Tri Kompetensi”. Turut hadir pada musyawaratahunan ini, Pimpinan Cabang IMM Kota Kupang, Alumni IMM, Pimpinan Komisariat IMM se-UMK, Ketua BEM FKIP, Ketua BEMJ dan HMJ FKIP, serta kader-kader IMM.
Senior IMM yang juga dosen pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMK, Ma’fud. M.Si meminta kader-kader IMM mengimplemantasikan ide dan pikiran untuk FKIP UMK.
“Melihat tema yang diusung pada MUSYKOM kali ini . Sebagai senior saya berharap kader-kader IMM khususnya PK FKIP, militansi itu bukan hanya rajin mengikuti rapat, tetapi ouputnya rapat apa?. Apakah rapat itu hanya menuangkan ide?. Tapi bagaimana implementasi dari hasil rapat, apa yang kalian berikan kepada FKIP. Jangan disebut militansi atau sebagai aktivis IMM, bukan hanya memberikan fisiknya tapi pikiran. IMM tidak hanya sekedar organisasi tapi berdakwah juga. Kemudian progresif, dimana dorongan dari senior FKIP, banyak program kampus, banyak program pemerintah yang ditawarkan tapi banyak kader IMM yang pasif. Kedepanya harus lebih aktif lagi dalam melihat tawaran dari program-program kampus dan pemerintah,” ungkap sekertaris Lembaga Penjamin Mutu itu.
Ketua umun PK IMM FKIP UMK, Samiratun B. Awandan mengucapan terimah kepada Ayahanda, Ibunda, kakanda, serta panitia yang telah berkontribusi untuk menyukseskan kegiatan MUSYKOM.
” Saya menucapkan terimah kasih kepada Ayahanda, Ibunda, dan kakanda yang telah berkontribusi untuk menyukseskan kegiatan MUSYKOM dan juga mengucapkan terimah kasih kepada panatia yang telah bekerja keras untuk menyukseskan kegiatan ini. Semoga musyawarah kali ini menghadrikan pimpinan yang militansi, tri kompetensi dan progresif seperti tema yang diangakat pada musyawarah kali ini, tutupnya.
Ketua Cabang IMM, Muhammad Mahmud mewakili ketua Cabang IMM UMK meminta para kader merefleksi kejadian abad 18 kekaisaran Turki Usmani yang hilang begitu saja. “Momentum musyawarah kali ini kita coba merefleksikan kembali abad ke-18 dimana kekaisaran Turki Ismani hilang begitu saja dan ditengah peradaban Islam yang begitu carut-marut dan kemudian tengggelam begitu saja. Hal ini menjadi refleksi besar kita untuk kemudian kita kembali mengaktifkan maka dari itu Muhammadiyah mempunyai cara-cara tersendiri. Melalui ortomnya dia punya cara tersendiri untuk mengaktifkan itu kembali hal ini yang perlu diapresiasi”.
“Persoalan musyawarah kita kali bukan hanya memilih pemimpin tapi pada momentum kali ini semua senior yang hadir pada kesempatan ini untuk sama-sama bisa memikirkan peradaban Islam yang sesungguhnya yang patut kita perjuangan. Kami sangat berharap dan memohon untuk mempersamai, merapikan, dan mendorong kader yang bisa mempunyai jiwa-jiwa militansi, progresif sehingga tri kompetensi itu menjadi metedologi kami untuk berjalan”.
Lebih lanjut, Muhammad berpesan “adinda-adinda yang akan melaksanakan Musykom pada hari ini, bahwasannya IMM itu bukan organisasi politik yang mempunyai kepentingan di luar tapi ini kepentingan umat dan bangsa hal itu yang perlu diingat. Karena apabila kita mempunyai kepentingan –kepentingan maka ending akhirnya adalah perpecahan”.Tegasnya.
Lanjutnya “bahwa tema yang diangkat kali ini yang banyak diulas oleh kekanda Ma’fud ini perlu ditangkap oleh kader-kader IMM yang berada di Nusa Tenggara Timur, yang menjadi tataran kita dan ini juga menjadi kunci terbesar kita, untuk kita bergerak, militansi dan progresif lagi”. Tutupnya.*
Penulis : Nona Wardani
Editor : GM