LEMBATA: Siswa-siswi SMKN 1 Lewoleba berhasil menyulap kain sisa jahitan menjadi hasil yang berdaya guna.” Selama berproses, mereka melewati tahapan-tahapan awal yang di lalui. Ada kesulitan yang di hadapi siswa namun hal itu bukan menjadi kendala, namun mereka terus mencaritahu cara atau proses pembuatan karya.
Demikian yang disampaikan Guru Seni Budaya Klemens Payong kepada Media ini, Sabtu 22/01/2022
Setiap langkah kegiatan tidak bisa di pungkiri semua siswa ada yang benar-benar terampil, kurang terampil, bahkan ada yang tidak terampil dalam mengola bahan bekas menjadi karya yang bernilai.”Ungkap Guru seni budaya yang akrab di sapa Klemens
“keterampilan tangan siswa tergantung pada bakat dan kemauan siswa untuk berproses. Walaupun ada sekian siswa tidak terlalu terampil namun tanggung jawab sebagai guru, selalu memberikan dorongan, motivasi dan dengan caranya sebagai guru memberikan edukasi terbaik kepada siswanya.
Karya yang di hasilkan ini merupakan karya yang memiliki fungsi praktis (kegunaan), adalah fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan benda pakai atau yang bisa di sebut seni rupa terapan. Siswa di ajarkan membuat karya di sesuaikan dengan kebutuhan praktis masyarakat. Rencana kedepan karya-karya siswa akan di kemas dalam kemasan sehingga karya tersebut layak di pamerkan.”Ungkapnya
Lanjutnua, Selama proses kegiatan pembelajaran di sekolah yang Saya temukan, khususnya di mata pelajaran seni budaya ketika banyak berteori, titik jenu siswa sangat tinggi berbanding dengan praktek. Mereka seakan merasa happy. Karena praktek suasananya seperti dalam permainan. Kenapa dikatakatan suasana seperti permainan?. karena siswa menghayati pratek berkarya masuk kedalam dunia mereka, karena ruang imajinasinya mereka benar-benar di terapkan. Kesulitan yang di temukan pada siswa adalah ketika memesan bahan praktek.
Dalam analisa saya selaku guru seni adalah kendala utama soal ekonomi karena kemampuan masing-masing orang tua tidak sama. Sehingga selama ini prakatek kami menggunakan bahan alam yang pada prinsipnya bisa di kelola dan menghasilkan karya yang bersifat estetis dan bermakna. Yang terpenting disini adalah ilmu pengetahuan yang siswa dapat untuk bisa menyambung hidup mereka kelak nanti. Kedepannya akan ada praktek yang menghasilkan karya yang bermanfaat dan bisa di jual untuk menamba modal praktek siswa.”Kata Klemens Payong.*