Pelepasan mahasiswa inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka angkatan I tahun 2021 di Universitas Muhammdiyah Kupang, kamis (13/01/2022). Pada acara ini turut hadir BPH, Rektor UMK, Wakil Rektor se UMK dan para Dosen .
Pelepasan yang berlangsung meriah itu, menampilkan tarian dari berbagai daerah diantaranya tarian Padupa (Sulawesi selatan), tarian Dayak, deklartor puisi serta penyerahan kenang-kenangan oleh mahasiswa Inboubd PMM angkatan I 2021.
Ma’fud. M.Si, selaku PIC dari Univeristas Muhammadiyah Kupang (UMK) dalam sambutanya mengungkapkan, “PMM ini merupakan satu kebijakan Merdeka Belajar dari Kementrian Pendidikan dimana pada tahun 2020 di awal bulan Januari diluncurkan Permendikbud nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dimana salah satu pasal terkait dengan Kampus Merdeka kemudian diturunkan lagi Keputusan Menteri tentang Indikator Kinerja Utama (IKU).
Ada 8 IKU dimana di IKU ke-2 ada masiswa diluar kampus. Mahasiswa di luar kampus ada 8 kegiatan diantaranya yaitu Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dalam Negeri angakatan pertama, dan akan diluncurkan angakatan kedua. Ungkap dosen Maf’ud.
Lebih lanjut dosen Pendidikan Biologi itu mengungkapkan “Mahasiswa Inbound yang masuk dan mahasiswa Oubound yang keluar, mahasiswa Universitas Muhammadiyah kupang yang mendaftar dan lolos seleksi ada 54 orang 2 diantaranya mengundurkan diri. Di atas tanggal 20 nanti akan pulang ke kupang, mahasiswa UMK mengambil mata kuliah di 84 perguruan tinggi di indonesia, jelasnya.
Rektor UMK, Dr.Zainur Wula,S.Pd,M.Si. dalam sambutannya mengatakan bahwa “Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Belajar adalah salah satu anugerah terbesar buat kalian semua, kami dulu tidak pernah membayangkan, apalagi dapat duit dari negara tapi kalian punya kesempatan banyak sekali, bisa mengelilingi seantero Indonesia tidak hanya baca dalam buku soal literatur Indonesia, wilayahnya seperti apa,suku,agama,ras antar golongan,budayanya.
Kampus-kampus di Indonesia kurang lebih hampir 5.000 dan beberapa tempat kalian difasilitasi oleh Modul Nusantara dan dosen Modul Nusantara itu bisa mengantarkan mahasiswa ke berbagai tempat merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa. Upaya negara makin hebat, makin luar biasa, perhatian dari pak menikbud ini bukan hanya Kampus Merdeka saja tapi Merdeka Belajar, dan beasiswa.
“ Bagi kami di UMK menjadi suatu kebanggaan, 52 orang bukan hal yang ringan, kami mendapatkan para mahasiswa ternyata mahasiswa diluar sana memilih UMK sebagai tempat untuk belajar. Beginilah keberadaan kami belum banyak yang kami buat, belum banyak yang hebat tapi saya pikir Kurikulum Nasional itu sama saja. Dosen yang mengajar memiliki kualifikasi dan kompetensi yang mumpuni di bidangnya masing-masing.
“Beliau berpesan kepada mahasiswa PMM bahwa apapun kelebihannya dan kekurangan UMK, kelebihannya di bawa dan kekurangannya disimpan dalam hati atau di simpan disini. Untuk jadi orang pintar tidak hanya tergantung pada satu misalnya fasilitas, gedung,k ampus bukan, tapi bibitnya yang utama maksudnya kita pribadi penentu uatama jadi jangan pernah berfikir pintar nya kita hanya ditentukan oleh dosen, oleh kurikulum, fasilitas tapi penentu sebenarnya adalah kita.
“Sementara itu, mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang, Veronika Eniwati menuturkan perasaannya selama di Kupang, “saya merasa sangat senang berkuliah disini, apalagi saya aslinya beragama kristen, sementara kampus yang saya dapatkan itu Universitas Muhammadiyah Kupang, mencolok ke Islaman, jadi saya sangat banyak belajar terkait agama dan agama yang disini saya pikir Muhammadiyah itu lebih konteksnya ke Islam tapi terkadang saya lihat lagi disini sisi positifnya ternyata ada kristennya juga,” ungkap mahasiswi cantik asal Malang itu.
Penulis : Nona Wardhani
Editor : Mustamil Snae