Monday, 19 May 2025
Intelektualitas.com
  • Home
  • Berita
No Result
View All Result
Intelektualitas.com
Home Berita

Lulusan S2 Australia Dirikan Bank Sampah di Kota Kupang

Redaksi by Redaksi
January 7, 2022
in Berita
1 0
1
Lulusan S2 Australia Dirikan Bank Sampah di Kota Kupang
0
SHARES
3.5k
VIEWS
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke FacebookBagikan ke Twitter

KUPANG – Saat ini sampah plastik masih menjadi salah satu problem yang sulit ditangani. Setidaknya, plastik membutuhkan waktu selama 500 tahun hingga 1.000 tahun untuk terurai. Padahal, sampah bisa mengganggu kesehatan masyarakat, dari bahan-bahan beracun yang terkandung di dalamnya.  Jika zat beracun itu masuk ke dalam tubuh, maka dapat memicu masalah kesehatan seperti kanker, kerusakan saraf, kerusakan sistem imun, dan masih banyak lagi.

Persoalan sampah dan rendahnya kesadaran akan bahaya sampah tersebut membuat Melsi Mansula berinisatif untuk mendirikan bank sampah.  Bank sampah yang didirikan Melsi bertujuan untuk mendaur kembali sampah-sampah yang tidak terurus khususnya plastik.

Related posts

DPD IMM NTT dan  Klinik Aisyiyah Kota Kupang Melakukan Sosialisasi Kesehatan dan Deteksi Dini Diabetes Mellitus

DPD IMM NTT dan Klinik Aisyiyah Kota Kupang Melakukan Sosialisasi Kesehatan dan Deteksi Dini Diabetes Mellitus

February 26, 2025
Waspadai Konsekuensinya, Simak Langkah Preventif Penyalahgunaan Media Sosial

Waspadai Konsekuensinya, Simak Langkah Preventif Penyalahgunaan Media Sosial

January 31, 2025

“Saya semenjak awal sangat termotivasi untuk kemudian bisa mengumpulkan berbagai sampah yang ada di Kota Kupang, khususnya sampah plastik yang bisa didaur ulang. Terutama sampah yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang tertimbun begitu saja tanpa ada pengelolaan lebih lanjut, makanya saya termotivasi untuk bisa mendirikan bank sampah,” terang mahasiswi lulusan S2 di Australia tersebut (Rabu, 05/01/2021).

Sosok perempuan inspiratif ini mengaku dengan dilakukannya kegiatan itu paling tidak bisa mengurangi sampah yang berserakan di TPA.

“Saya mulai mengelola bank sampah, sekitar Maret tahun 2020,” lanjutnya.

Upaya pengelolaan sampah belum dilakukan secara tepat di Kota Kupang , sehingga ia sangat bersemangat untuk mengurangi sampah di Kota Kupang, terutama sampah daur ulang.

“Saya bekerja hanya dengan memberikan informasi di media sosial agar para pemulung, ibu rumah tangga atau siapa saja bisa bekerja untuk mencari sampah yang bernilai ekonomis dan diantarkan langsung ke tempat saya,” jelasnya.

Tempatnya berkapasitas sangat minim dan modal masih terbatas, ia mengakui  bahwa hanya menampung 15-20 ton sampah dalam sebulan. Jika sampah melebihi kapasitas yang ada, maka sampah akan ditolak kembali.

“Pemasukan sampah di TPA itu kira-kira 200 ton setiap hari. Artinya bahwa konsumsi sampah masyarakat di Kota Kupang sangat tinggi,” katanya.

Perempuan yang berasal dari Kupang tersebut, mengatakan bahwa masyarakat kita saat ini suka membakar sampah dan bahkan dibuang begitu saja di mana-mana, padahal memiliki nilai ekonomis dari sampah tersebut.

“Kota Kupang tentu akan maju dan berkembang di waktu yang akan datang. Kalaupun pengelolaan sampah masih saja begini, saya pikir ini masalah yang sangat serius yang harus cepat di tangani oleh Pemerintah,” ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya juga mengatakan bahwa kalaupun pemerintah menganggap serius sampah saat ini, paling tidak membuat tampung sampah khusus di setiap Kelurahan dan bahkan di setiap RT.

“Coba kalau bisa pemerintah tampung sampah sementara di setiap kelurahan ataupun setiap RT, lalu diolah untuk memisahkan sampah yang masih bisa di daur kembali. Selanjutnya untuk yang tidak bisa didaur akan di buang di TPA. Jadi bisa mengurangi lebih masif sampah-sampah yang di buang di TPA. Itupun kalau pemerintah serius mengelola sampah,” kata Melsi.

Penulis: Mustamil Snae
Editor: Gusti Musa

Tags: bank sampahkupanglingkunganSampah
Previous Post

Muhammadiyah Sumber Pencerahan dan Penjaga Keragaman Indonesia Timur

Next Post

Mahasiswa PMKM Kunjungi Bank Sampah Mutiara Kota Kupang

Next Post
Lulusan S2 Australia Dirikan Bank Sampah di Kota Kupang

Mahasiswa PMKM Kunjungi Bank Sampah Mutiara Kota Kupang

Comments 1

  1. Aryok liu says:
    3 years ago

    Masalah utama dalam kehidupan bermasyakat adalah kurangnya kesadaran terhadap dampaknya pembuangan sampah disembarangan tempat yang akan menimbulkan penyakit melalui polusi udara

    Sehingga solusi untuk mencegahnya perlu kerja sama , atau sosialisasi dalam tingkat Lurah , sampai RT . Dan langkah awalnya itu dari pihak” yang terkait memberikan apresiasi kepada masyarkat yang membuang sampah pada tempatnya sebelum sampai ke TPA . Dalam artian bahwa pihak terkait memberikan apresiasi , bentuk materi ( beras sekilo mungkin atau telur se-rak , dengan sendirinya masyarakat tanpa sadar akan membuang sampah pada tempatnya .

    Kira-kira itu masukan dari saya
    Salam Hormat 🙏🙏
    Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Intelektualitas - Media Kritis Berkemajuan

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Opini
  • Polling

© 2021 Intelektualitas - Media Kritis Berkemajuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist