KUPANG – Mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Kampus Merdeka (PMKM) di Universitas Muhammadiyah Kupang, mengunjungi Bank Sampah Mutiara Timor di Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (05/01/2022). Kunjungan mahasiswa PMKM itu bertujuan memenuhi mata kuliah modul Nusantara, sebagaimana diungkapkan mentor dari PMKM Farida M. Arif, S.IKom., M.I.Kom
“Mata kuliah Modul Nusantara, merupakan rangkaian program Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemdikbud RI. Secara singkat, pada materi tokoh inspiratif ini, kami ingin memberikan inspirasi bagi anak muda (mahasiswa) untuk terus belajar dan berkarya, pada kesempatan ini kami sengaja datang ke bank sampah milik Ibu Melsi Mansula. Tujuannya agar adik-adik bisa sharing dan berbagi pengelaman terkait pengolahan sampah,” ujar dosen Ilmu politik tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi Adanya bank sampah yg sudah beroperasi selama hampir 2 tahun terakhir ini. Krn seperti yg kita ketahui bahwa di kota Kupang sendiri, permasalahan sampah juga merupakan masalah yg butuh perhatian dan kepedulian dr semua pihak. Sampah di kota Kupang seringkali kita temui di sepanjang jalan utama kota, bahkan sampah mencemari laut di kota Kupang. Bank Sampah Mutiara Timor ini merupakan salah satu langkah untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, yang juga sekaligus bisa bernilai ekonomis (membuka lapangan kerja bagi masyarakat)”, tutupnya.
Melsi Mansula merupakan tokoh inspiratif, wanita muda ini menyelesaikan studi S1 di Universitas Brawijaya dan menyelesaikan studi Magister (S2) di salah satu universitas di Australia. Berbekal pengetahuan, kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat, dan motivasi yang kuat, Melsi membangun sebuah Bank Sampah yang kini dimanfaatkan oleh banyak orang dan membawa hal positif bagi masyarakat sekitarnya.
“Saya semenjak awal sangat termotivasi untuk kemudian bisa mengumpulkan berbagai sampah yang ada di Kota Kupang, khususnya sampah plastik yang bisa di daur ulang. Terutama sampah yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang tertimbun begitu saja tanpa ada pengelolaan lebih lanjut, makanya saya termotivasi untuk bisa mendirikan bang sampah.”
Hidayat, salah seorang mahasiswa yang mengunjungi Bang Sampah Mutiara Timor mengaku apa yang dilakukan oleh Ibu Melsi sangat positif dan menginspiratif kami kami semua.
“hal yang sangat luar biasa menurut saya adalah Ibu Melsi, beliau tidak gengsi untuk melakukan pekerjaan itu walaupun beliau tamatan Magister.
Mahasiswa Institut Komunikasi Jakarta itupun melanjutkan, “saya pikir dengan hadirnya Ibu Melsi sebagai Kordinator Bang Sampah Mutiara Timor, untuk kemudian bisa menampung sampah plastik yang begitu banyak di Kota Kupang, tentu sangat membantu pemerintah untuk mengatasi persoalan sampah. Lalu bisa juga membantu ekonomi masyarakat dengan menjual sampah di Bang Sampah Mutiara Timor .” Terangnya.
Penulis: Valen Ambu
Editor: Gusti Musa
Saya orang miskin